Sebesar apa iman anda?
Ada yang seperti tertulis dalam Alkitab:
Luk. 7:7 …. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
Luk. 7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”
Luk. 7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”
Khasiat atau kuasa kata atau kata-kata tidak terletak pada kata-kata itu, melainkan pada kualitas dari orang yang mengatakan perkataan itu.
Kata-kata atau ucapan atau mantera “Yes I can” atau “Yes we can” adalah kata-kata kosong bila itu keluar dari orang yang tidak punya kualitas “can” sesuai maksud dari kata “can” itu.
Orang yang tak pernah belajar matematik tidak mungkin bisa menyelesaikan soal-soal kalkulus tingkat tinggi hanya karena dia mengucapkan mantera “Yes I can.”
Begitu juga sekelas anak-anak sekolah dasar tidak mungkin bisa mengerjakan soal-soal fisika yang sulit walau beribu kali mengucap “Yes we can.”
Sang Perwira berkata “Yes you can” pada Yesus karena Yesus memang punya kualifikasi itu. Dan dia sendiri bisa berkata “Yes I can” karena dia Perwira yang punya otoritas pada bawahannya.
Anda itu siapa? Ucapan “Yes I can” anda untuk apa?
Diundang makan enak di restoran pasti selalu ‘can”. Tetapi untuk berbisnis restoran, tunggu dulu. Apakah Anda punya kualifikasi itu?
Ucapan “Yes You can” kepada Kristus adalah sangat tepat dan itulah iman. Ucapan “Yes I can” untuk hal-hal dalam kapasitas kita, mungkin tepat.
Jangan percaya pada mantera “Yes I can” atau “Yes we can”. Kalimat maksimal yang pernah Paulus ucapkan adalah “Segala perkara dapat kutangung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil. 4:13).
Itulah kalimat yang perlu kita teladani.
-*-
Foto: Pixabay