Suatu malam (di Jakarta), di suatu hari minggu, saya dan istri pergi berbelanja. Pulangnya, istri saya terpikir untuk membeli martabak untuk anak-anak.
“Kayaknya Kharis sedang lapar nih,” kata istri saya. Lalu kami mampir ke tukang martabak langganan kami.
Sampai di rumah ternyata anak-anak kami sudah masuk kamar mau tidur. Lalu istri saya masuk kamar dan ternyata Kharis belum tidur.
“Ris, kamu sedang memikirkan apa?” tanya istri saya. “Martabak,” jawabnya. “Kan aku sudah SMS Papa minta beli martabak,” katanya lagi.
Lalu saya cek SMS, ternyata HP saya mati. “Wah, Ris ternyata SMS kamu terkirim ke hati Mama,” kata saya. Merenungkan kejadian itu, terpikir oleh saya tetang sensitivitas seorang ibu terhadap anaknya.
Apa artinya ini? Kalau manusia bisa punya sensitivitas sedemikian, apalagi Tuhan Allah kita!
Kata Tuhan Yesus: “Akan tetapi Bapamu Bapamu yang di Surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. (Mat. 6:32).
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!
Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11: 12,13).
-*-
Foto: Pixabay