Kapal cepat ini melaju memecah ombak. Duduk di dek atas ternyata harus dibayar dengan rela terkena tempiasan air laut dan terbakar sinar matahari yang menyengat.
Itu pengalaman saat pulang dari Pulau Putri, minggu (30/10) kemarin. Kenapa tak bercerita pengalaman saat datang, sehari sebelumnya? Itu karena saya duduk di dek bawah, di ruangan berpengejuk udara dan saya tertidur sepanjang waktu, satu jam 30 menit dari Pelabuhan Marina Dermaga 9.
Pulau Putri adalah satu dari sekian banyak pulau yang bertebaran di Teluk Jakarta. Pulau seluas sekitar 6,5 hektare ini adalah sebuah resor wisata yang bisa dinikmati selama yang kamu mau. Syaratnya: siapkan duit yang cukup.
Sebagai imbal balik, fasilitas akomodasi berupa cottage dengan twin bed yang cukup nyaman tersedia buat kamu. Paket ini termasuk berbagai aktivitas, seperti: snorkeling di dekat dermaga, berkeliling dengan glass bottom boat, melihat sunset, berenang di laut yang tenang dan jernih atau di kolam renang, pemandangan akuarium bak seaworld mini, atau sekadar duduk santai di pantai.
Pencari ketenangan memang cocok datang ke pulau ini. Sesekali kamu akan mendengar perahu nelayan bermesin tempel dengan suaranya yang khas. Lautnya pun tenang. Ombak laut Teluk Jakarta sudah dipecah tak jauh dari bibir pantai.
Suara burung-burung liar di pepohonan menghadirkan nuansa alam liar yang mengesankan. Kadang-kadang kamu bisa melihat tupai, atau, seperti yang saya alami, melihat biawak berkeliaran.
Tentu saja, namanya laut, ada banyak ikan yang bisa kamu lihat di perairannya. Pengelola resor juga memelihara ikan bandeng di beberapa kolam. Ada juga kolam berisi belut laut dan bulu babi.
Saat berkeliling dengan glass bottom boat, kita bisa melihat lebih banyak dan lebih beraneka ragam ikan lagi. Begitu pun terumbu karangnya.
Sayangnya, kamu akan menemukan sampah-sampah di dekat dermaga. Sungguh mengurangi keindahan pemandangan pulau ini.
Selebihnya, kamu bisa terinspirasi oleh banyak hal di sini. Apakah oleh penghuni alam liar yang cantik, apakah oleh laut yang biru cantik, oleh matahari senja, atau kesenyapan malamnya.
Untuk menikmati pulau ini, kamu harus menyediakan Rp1,8 juta untuk weekend dan Rp1,6 juta pada saat weekday. Untuk anak-anak sampai usia 10 tahun, biayanya lebih rendah sedikit. Itu sudah termasuk makan 4 kali dan ongkos naik kapal cepat pulang pergi.
Sayang saya harus segera mengakhiri tulisan ini. Saya kuatir cipratan air laut akan mengenai ponsel yang saya pakai menulis. Sedang matahari dengan senang hati mencoba membuat kulit saya menghitam. Saya harus ‘bersembunyi’ di balik jaket.