Dulu Aku menolak untuk meratap
Di depan maut yang sengatnya telah dipatahkan
Ketika Engkau pergi meninggalkan kami
Dulu Aku menolak untuk meratap
Dan berjanji meneruskan impian-impian kita
Mendidik camar-camar liar terbang tinggi ke awan
Dulu Aku menolak untuk meratap
Dan berusaha tetap berdiri dengan langkah tertatih
Menjaga kawanan domba-domba liar di kandang itu
Setelah lima belas tahun berlalu dari waktu itu
Ternyata ratapan itu tak dapat ku tahan
Mengalir begitu saja seperti banjir bandang
Ratapan itu tak dapat kutahan hari ini karena tak ada lagi
Suara lembut dari tubuh ringkihmu yang penuh energi
Yang selalu bisa membangkitkan gelora di hati yang letih
Aku tetap ingin meneruskan impian-impian kita
Melihat camar-camar muda menaklukkan badai
Dan kawanan domba-domba liar itu menemukan damai
Aku tetap ingin menghidupi nyanyian kredo kita:
Achor’s vale or desolate waste, there we’d bear the Gospel You gave
Carry love through streets like Sodom’s, anywhere to seek and to save
Ah, Maafkan aku, karena meratapimu hari ini.
Yogyakarta, 22 April 2016