Aksi walk out (WO) pianis Ananda Sukarlan saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato dalam acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius pada Sabtu (11/11), di Hall D JIExpo Kemayoran, ternyata berbuntut panjang dan cenderung menjurus ke fitnah yang aneh.
Aksi Ananda ini diikuti dengan aksi ajakan ramai-ramai mencopot aplikasi Traveloka. Apa yang menyebabkan aksi walk out ini diikuti dengan ajakan bertagar #uninstallTraveloka?
Ananda berdiri dari kursi VIP-nya dan walk out saat Anies memberikan sambutan. Aksinya diikuti sejumlah alumni lainnya.
Kebetulan dalam acara ini akan diserah Penghargaan Kanisius kepada 5 alumni dari berbagai generasi. Sebanyak 5 alumni ini tersaring dari 95 finalis yang menjadi kandidat.
Mereka adalah Ananda Sukarlan (komponis & pianis), Derianto Kusuma (pendiri Traveloka), Romo Magnis Suseno (tokoh Jesuit), Irwan Ismaun Soenggono (tokoh pembina Pramuka) dan Dr. Boenjamin Setiawan (pendiri Kalbe Farma).
Berdasarkan kabar yang beredar di linimasa, pendiri sekaligus CTO Traveloka Derianto Kusuma menyalami dan memberikan ucapan selamat ke Ananda setelah aksi walk out dan pidato Anies, yang dianggap sebagai dukungan terhadap aksi Ananda.
Informasi ini kemudian memancing sebagian netizen untuk melakukan aksi boikot Traveloka. Hashtag #BoikotTraveloka bertengger menjadi salah satu trending topic Twitter Indonesia.
Traveloka kepada detikinet menanggapi ramai pemberitaan mengenai ajakan memboikot layanannya. Aplikasi pemesanan hotel dan tiket perjalanan ini sekaligus memberikan klarifikasi terkait kejadian di acara Kolese Kanisius.
PR Manager Traveloka Busyra Oryza membenarkan bahwa pendiri sekaligus CTO Traveloka Derianto Kusuma adalah salah satu penerima penghargaan di acara tersebut. Namun dia berhalangan hadir.
“Sebenarnya pak Deri (Derianto) tidak hadir. Beliau sedang melakukan perjalanan dinas di hari itu. Jadi kalau dibilang ada pak Deri di sana dan disebut memberikan dukungan (kepada Ananda), beliau tidak ada di situ,” ujar Busyra.
Pengamatan Tribunnews pun, setelah turun dari panggung, Ananda disalami dan mendapat pujian dari para nominator penerima penghargaan, antara lain mantan menteri Ir. Sarwono Kusumaatmaja dan Pater E. Baskoro Poedjinoegroho S.J., Kepala SMA Kanisius. Tak ada tertulis, CTO Traveloka Derianto Kusuma hadir dan memberi selamat.
Saat menerima penghargaan, Ananda juga berkesempatan menyampaikan pidato selama 10 menit.
“Anda telah mengundang seseorang dengan nilai-nilai serta integritas yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan kepada kami. Walaupun anda mungkin harus mengundangnya karena jabatannya, tapi next time kita harus melihat juga orangnya. Ia mendapatkan jabatannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kanisius. Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan,”katanya.
Sikap dan pernyataan Ananda Sukarlan bisa jadi memang memicu perdebatan, pro-kontra. Masalahnya, kenapa pula ada kabar bos Traveloka menyalami segala, wong datang aja nggak si Deriyanto itu.
Jika kita mengikuti tagar soal Traveloka ini, malah ada yang sampai memasukkan ke ranah jihad. Waduh!
“Ini jihad paling mudah, cukup gunakan jempolmu untuk uninstall Traveloka”.
Begitu kira-kira cuitan di twitter.
Sepertinya memang kita mesti belajar bijak, jangan terlalu menikmati emosi yang melingkupi pikiran. Jika seperti ini, saya malah jadi ingat dengan pepatah Madura:
Itik se atellor, ajam se ngeremme’
itik yang bertelur, ayam yang mengerami.
Ananda yang WO, Traveloka yang mesti pegel mengatasi masalah.