Setelah debat calon gubernur beberapa waktu lalu, banyak reaksi yang muncul memuji calon gubernur no.2 dan merendahkan cagub lain. Bahkan yg menyedihkan, ada pertemanan yang bubar gara-gara membaca komen: “Debat tadi malam seperti menghadirkan orang tua yang bijaksana menghadapi kedua anaknya. Yang satu terlalu ideal, bagai anak sulung yang banyak ide2 ideal. Yang satu lagi, bagaikan anak bungsu yg manja dan kebingungan”.
Membaca semua komentar itu, saya maklum. Namun ada beberapa catatan dan harapan saya.
1. Sebenarnya, hebat juga kedua Cagub saingan nomor 2 itu. Kehebatannya begini, bagaimana mereka masih berdiri mencoba menaikkan “bendera” ketika melihat bendera no.2 sudah berada tinggi berkibar megah di atas sana.
2. Maksud saya, siapa yang tidak bisa melihat prestasi cagub no.2 yang sedemikian fantastis? Saya kira, hanya yang menolak membuka mata yang tidak melihat. Nah, saya duga kedua Cagub termasuk melihat prestasi, karya-karya hebat itu. Di tengah kondisi demikian, mereka masih berani mencoba mempromosikan diri, apalgi masih dengan percaya diri dan berwacana “hebat” walau satupun belum terbukti, hebat sekali bukan?
3. Doa kita, kiranya dalam kondisi demikian, Allah tetap mengendalikan pemilih utk memilih calon yang terbaik, yang telah terbukti. Semua itu dilakukan demi kemajuan Jakarta, Indonesia dan tegaknya mutu dan kejujuran. Semoga.
Pdt. Dr. Ir. Mangapul Sagala, MTh.
Penulis adalah Alumnus Fakultas Teknik UI Doctor Theology dari Trinity Theological College, Singapore, Cambrige, Roma.
Foto: admin