Di kalangan pelaku kriminal, baik yang kelas teri, kakap, maupun paus, berlaku satu peraturan baku: jangan kau jadikan polisi sebagai korban kejahatanmu. Ya, kalimat seperti ini pun sering tersirat dalam adegan-adegan film produksi Holywood.
Di film Godfather produksi 1972, ketika Michael Corleone, anak bungsu dari sang Godfather Don Corleone, ingin membunuh seorang kepala polisi, semua anggota keluarga menjadi marah dan kesal. Polisi yang diincar padahal merupakan polisi korup, beking pedagang narkoba, dan dalang usaha pembunuhan sang ayah, Don Corleone.
Akhirnya, adegan film memperlihatkan bahwa eksekusi ke polisi korup tetap terjadi, namun banyak harga yang harus dibayar, bisnis mafia Godfather banyak yang mesti “shut down”, media harus dikontrol, dan Michael Corleone meninggalkan New York, AS, untuk mengungsi ke Italia sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Intinya, aparat keamanan jangan dijadikan korban, karena kejahatan yang menimpa masyarakat awam saja bisa dibongkar oleh polisi, apalagi kalau yang jadi korban polisi itu sendiri.
Habis sampai ke akar-akarnya itu geng penjahat kalau berani. Aparat kepolisian punya semua sarana prasarana mumpuni yang diberikan secara sah oleh negara untuk memberantas kejahatan.
Apa yang dilakukan akun Facebook Eko Prasetia pun rasanya bisa sama seperti perumpamaan di atas.
Akun ini membuat berita hoax yang menyakitkan para pekerja media, terutama para pewarta foto. Saya sebagai salah satu pewarta foto juga, dan mengenal beberapa kawan yang ada digambar hoax itu, benar-benar merasa geram.
Akun Eko Prasetia bermain di media sosial–yang terlacak Facebook dan Twitter–untuk memfitnah pekerja media. Bagi saya ini nekat, cenderung kurang cerdas.
Ditulis di inputan hoax itu, “Tim cyber/buzzer penista agama yang malu dan takut ketahuan tampangnya untuk dipublikasikan…Udah seperti PSK asal China kelakuannya, pake tutupin muka segala”.
Astaga, kotor sekali pikiran akun ini. Membuat predikat “Tim buzzer penista agama yang malu dan takut” saja sudah semacam kekejian fitnah luar biasa. Bagaimana mungkin bisa sampai ke PSK China dibawa-bawa?
Bagaimana bisa si pemilik akun yang “cuma” punya media sosial malah memfitnah pekerja media? Para pekerja media ini bukan cuma punya media sosial masing-masing, mereka juga punya media tempat mengabdi, plus punya rekan dan ikatan seprofesi yang dijunjung.
Akibatnya jelas, para pekerja media melawan hoax yang diciptakan oleh akun Eko Prasetia ini. Media mainstream dan media sosial pun bergerak untuk melawan hoax ini. Berbagai media online skala nasional pun menuliskannya ini.
“Pengakuan teman-teman, saat mereka sedang menunggu sidang, tiba-tiba ada seorang peserta unjuk rasa yang berjalan melewati mereka. Namun orang itu balik lagi sambil berkata ‘wah, teman-teman wartawan belum difoto nih’. Lalu dia mengeluarkan HP dan langsung memotret teman-teman ini,” kata Ketua Pewarta Foto Indonesia, Lucky Pransiska, seperti dikutip dari Kumparan.com, Selasa (10/1).
“Teman-teman fotografer mengklarifikasi kalau yang di dalam foto tersebut adalah jurnalis foto yang tengah meliput sidang dugaan penistaan agama di Auditorium Kementan,” ujar
Lucky telah mengkonfirmasi hal tersebut kepada jurnalis foto yang ada di dalam foto tersebut. Mereka adalah fotografer beberapa media online nasional yang sedang bertugas.
Masih menurut laporan Kumparan.com. Difoto oleh orang tak dikenal, membuat beberapa jurnalis foto risih. Sebagian memalingkan badan dan ada juga yang menutupi muka karena merasa tak nyaman. “Pengakuan temen ada yang memang enggak suka difoto, jadi nutupin pakai tangan,” kata Lucky yang juga pewarta foto dari Kompas.
“Jadi teman-teman tahu ada orang yang ingin memotret mereka. Cuma mereka enggak tahu kalau foto mereka akan viral di media sosial. Baru sore ini ada yang ngasih tahu mereka kalau foto tersebut udah viral di media sosial. Mereka pun kaget karena caption dan kenyataan dalam foto sama sekali berbeda,” kata Lucky.
Kasus Ahok, ditambah lagi dengan sidangnya, benar-benar menarik perhatian. Hampir segala hal yang dibahas seputar kasus ini menjadi pembicaraan orang. Apakah ini juga maksud akun Eko Prasetia? Ingin menjadi pembicaraan orang? Sepertinya berhasil.
Akun Eko Prasetia mendadak banyak dijenguk. Namun, laporan terakhir, akunnya sudah ditutup, dan postingannya dihapus.
Laporan terakhir, rekan-rekan pewarta foto–secara kelembagaan Pewarta Foto Indonesia (PFI)–telah melaporkan akun Eko Prasetia ini ke kepolisian pada Rabu siang, 11 Januari 2017.
Makin terkenallah kau wahai akun Eko Prasetia. Selamat menikmati hari-hari yang tak tenang ke depan kawan. Kau yang menebar hoax, kau juga yang akan memanen hasilnya.
Satu pertanyaan mengganjal…kok kau tau sih kelakuan PSK China?