Menolong Sesama

Menolong sesama yang membutuhkan itu bukan perkara mudah. Menolong sesama bukanlah sekedar menyodorkan sekeping uang kepada tangan yang terjulur, atau mengangsurkan sebungkus nasi kepada wajah yang menengadah itu. Memang itu semua baik. Sama juga dengan senyum kecil di wajahmu yang meneduhkan hati yang gundah ini.

Akan tetapi menolong sesama bukan perkara sederhana. Ketika rasa nyamanmu sendiri mulai terganggu, rasa amanmu terusik, dan bagian-bagian yang pribadi darimu pun digelitik olehnya. Sesamamu memang membutuhkan sekeping uang dan sebungkus nasi itu (dan tentu saja senyummu yang mengiringi semua itu). Namun mereka akan meminta lagi, dan lebih lagi.

Menolong sesama pun memerlukan pertolongan. Hanya saja, tidak banyak orang yang merasa dipanggil untuk menolongmu menolong sesama. Lebih banyak yang merasa kau harus menolong mereka juga. Lebih banyak lagi tidak mau diganggu, diusik, dan digelitik.

Menolong sesama yang membutuhkan akan terasa melelahkan, atau malah jangan-jangan, menjemukan.

Ah, sudahlah.

Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *