Tag Archives: tebing

Danau Weekuri, Misteri dalam Sunyi

Sebuah danau dengan air yang asin, permukaannya biru kehijauan, dan bening tiada tara hingga kita bisa melihat ke dasarnya, itulah keunikan Danau Weekuri. Danau ini terletak sekitar 60 km dari ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya, Tambolaka.

Tidak seperti danau-danau lainnya, air di Danau Weekuri terasa asin karena memang datang langsung dari air laut yang masuk ke sela-sela gugus karang yang membentengi danau sehingga membentuk lingkaran besar menyerupai kolam raksasa dan ditumbuhi berbagai jenis tanaman tepi pantai.

Dari bibir goa yang terletak di sisi Danau Weekuri, kita bisa melihat kejernihan air danau.
Dari bibir goa yang terletak di sisi Danau Weekuri, kita bisa melihat kejernihan air danau.

Saat saya mengunjungi danau ini, terasa betul kesunyian yang seringkali justru menjadi suasana yang sering dicari-cari oleh para pelancong. Ke lokasi danau, seperti menembus ke sebuah tempat yang penuh misteri.

Di sini, tidak ada warung untuk makan, tidak ada rumah penduduk yang terlihat sepanjang perjalanan setelah lepas dari jalan utama. Salah satu keuntungan keadaan seperti ini, pengunjung tidak akan menemukan sampah plastik atau sampah sisa makanan di sekitar danau. Suasana sangat terasa asri dengan kesejukan alami, padahal di Sumba, matahari terasa sangat dekat dengan ubun-ubun kepala.

Jalan raya yang tersedia ke arah Danau Weekuri, sebagian telah beraspal, namun sebagian besar masih berupa pengerasan tanah dan di kiri-kanannya semak belukar yang bisa membuat bodi mobil pengunjung akan tergores-gores.

Keadaan jalan menuju danau masih banyak semak belukar dan jalannya pun hanya berupa pengerasan tanah saja.
Keadaan jalan menuju danau masih banyak semak belukar dan jalannya pun hanya berupa pengerasan tanah saja.

Waktu yang tepat untuk datang ke sini adalah sore hari, sekitar pukul 4 sore. Namun jangan harap kita bisa melihat matahari tenggelam di sini, pemilihan waktu sekitar pukul 4 sore ini adalah karena matahari sudah mulai condong ke arah barat dan langit menjadi lebih biru. Langit biru yang dipadukan dengan kejernihan danau, inilah waktu yang tepat untuk dinikmati.

Nama “Weekuri” berasal dari bahasa Sumba, paduan dari kata “wee” yang artinya artinya air dan “kuri” yang berarti parutan atau percikan. Begitulah, Weekuri dihasilkan dari percikan air laut yang menerobos karang, kemudian membentuk lingkaran danau.

Air laut masuk dari sela-sela gugus karang. Inilah yang membuat Danau Weekuri memiliki air yang asin.
Air laut masuk dari sela-sela gugus karang. Inilah yang membuat Danau Weekuri memiliki air yang asin.

Diameter lingkaran, agak lonjong tepatnya, sekitar 150 meter ke daratan, serta kedalaman sekitar 3 meter, namun bisa jadi 5 meter saat laut pasang. Saat air laut surut, beberapa bagian danau permukaannya bisa hanya setinggi 30 cm dan tampak pasir putih berkilau.

Di tebing-tebing karang di tepi danau, pengunjung juga bisa menemukan semacam goa untuk berteduh. Saya menemukan sisa-sisa api unggun yang dinyalakan oleh pengunjung sebelumnya.

Penduduk setempat duduk di tepi tebing tinggi untuk memancing ikan.
Penduduk setempat duduk di tepi tebing tinggi untuk memancing ikan.

Setelah itu, pelancong bisa menikmati keindahan tebing-tebing karang di wilayah Weekuri ini. Kita hanya berjalan kaki beberapa ratus meter ke arah barat dengan mengikuti arah bunyi debur ombak.

Tebing karang yang curam danmenjorok ke laut lepas terlihat indah.
Tebing karang yang curam dan menjorok ke laut lepas terlihat indah.

Dinding karang yang menjorok ke lautan lepas tak bertepi dan debur ombak di bawahnya akan membuat kita merasa sedang berdiri di tepi batas Bumi.