Tag Archives: pendidikan

Berbagi Tips Sederhana Menulis

Akhir pekan lalu saya berkesempatan berbagi pengalaman dengan adik-adik siswa kelas 7 SMP Labschool Kebayoran dalam sebuah kelas menulis.

Di luar dugaan, kelas menulis kali ini diikuti lebih dari 100 orang. Saya tadinya mengira kelas ini hanya akan diikuti sekitar 30-an orang, seperti sebelumnya.

Tapi baiklah, tak ada masalah. Mulai dari teori sampai praktik, semua bisa ditangkap dengan baik oleh para siswa itu. Sebab, menulis itu sebetulnya tak sulit kok.

Saya akan memberikan ringkasan tentang apa yang disampaikan di sana. Jadi menulis itu intinya adalah mengomunikasikan segala ide atau pikiran kita kepada orang lain atau pembaca. Menulis ini luas maksudnya, bukan sekadar tulisan berita di media massa. Artikel populer atau postingan di media sosial, itu termasuk.

Menarik, bahwa banyak dari siswa itu ternyata masih menulis di buku diary. Anda tahu, diary adalah medium yang sangat bisa dipakai untuk mengasah kemampuan menulis. Saya sudah melakukannya sejak duduk di bangku SMP.

Kalau tak punya diary, pada masa kini ada banyak platform, terutama yang berbasis online, yang bisa dijadikan sarana menulis. Macam blog pribadi seperti WordPress atau Blogspot.

Atau blog sosial/komunitas macam Petra Online ini, tempat Anda bisa menulis apa saja yang terkait dengan kehidupan Kristiani sehari-hari.

Hanya saja, seringkali kita bingung kan? Ada banyak hal di luar sana, lantas apa yang akan kita tulis? Dari mana kita mulai?

Sebetulnya tak usah berpikir rumit. Mulailah menulis dari hal-hal yang berhubungan dengan diri Anda sendiri. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menemukan ide. Yang penting, jujurlah, jangan mengada-ada.

Apa saja yang berhubungan dengan diri Anda?

Pengalaman adalah sesuatu yang berhubungan atau dekat dengan Anda. Cerita tentang perjalananmu ke destinasi wisata yang sangat berkesan, misalnya, tentu akan sangat menarik dan bisa jadi menginspirasi orang lain yang kemudian jadi ingin ke sana.

Ceritakan dengan mendetail tentang perjalanan Anda ke sana, terutama tentang cara untuk sampai di sana, apa saja yang Anda saksikan, tentang kesan dominan, pengalaman tak terlupakan, dan sebagainya.

Pengalaman rohani juga adalah sesuatu yang layak untuk dituliskan sebagai inspirasi bagi orang lain. Tanpa perlu menggurui atau berkotbah, banyak dari kita bisa belajar dan menemukan cara Tuhan bekerja melalui kesaksian hidup orang lain.

Apa lagi? Keseharian Anda, keluarga, lingkungan tempat tinggal, komunitas, tentu sangat bisa Anda kisahkan kepada orang lain. Bagaimana Anda mengisi waktu di rumah dengan kakak atau adik atau anak. Atau tentang bagaimana Anda menyatakan hormat dan cinta pada orangtua, dan sebagainya.

Hobi? Tentu saja menarik untuk ditulis. Atau tentang dunia pekerjaan Anda. Siapa yang lebih tahu tentang kehidupan guru/sekolah, selain Anda  yang bekerja sebagai guru, bukan? Siapa yang lebih tahu mengenai dunia para peneliti selain dari peneliti?

Nah di luar hal-hal yang berkaitan dengan diri sendiri, Anda bisa mulai dengan ‘mengedarkan pandang’ ke sekeliling dan lihat, ada banyak hal yang bisa Anda tuliskan mengenai itu semua. Pasang mata, jeli melihat fenomena yang ada atau keresahan yang ada di sekeliling.

Pantau media sosial dan lihat apa yang sedang ramai ‘dipergunjingkan’ di sana. Semakin Anda menulis tentang sesuatu yang sedang ramai dibicarakan orang, semakin besar kemungkinan tulisan Anda akan banyak dibaca atau di-share oleh orang lain.

Setelah ide ada, mulailah menulis. Ada sebuah tips sederhana yang pernah disampaikan seorang senior di media tempat saya dulu bekerja. Tips untuk menulis adalah MENULIS SAJA! Intinya, kalau Anda ingin menulis, jangan kebanyakan mikir. Kalau sedang ada ide, langsung saja menulis. Atau minimal catat dulu di notes supaya tidak lupa untuk kemudian segera diolah.

Jangan terburu-buru ingin menulis dengan indah. Anda masih punya banyak waktu untuk menyunting tulisan itu. Lakukan itu, jangan terburu-buru mempublikasikannya.

Bikin judul yang menggoda. Juga awalan tulisan/lead yang menarik orang untuk terus membaca tulisan itu sampai akhir. Tak usah bertele-tele, lugas saja dalam berbahasa. Sampaikan langsung apa yang menjadi maksud Anda.

Last but not least, banyaklah membaca. Kenapa? Membaca itu akan membuka wawasan Anda lebih luas. Anda bisa mendapatkan banyak ide untuk menulis dari segala bacaan itu. Dengan membaca, Anda juga bisa memperkaya diksi.

Selamat menulis.

 

DEDDY SINAGA – Disadur dan ditulis ulang dari tulisan pribadi di CNN Indonesia Student (http://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160926114859-445-161155/berbagi-tips-sederhana-menulis/)

Foto: leandrodecarvalhophoto/Pixabay

 

Tatkala Jalan Umum Menjadi Ranjau

Di Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 3 orang meninggal baru-baru ini karena mobilnya jatuh ke sungai. Mobil jatuh ke sungai dengan posisi mobil terbalik. Mobil terkunci di air tergenang, sehingga penumpang tidak bisa keluar. Semua penumpang mobil meninggal. Menurut saksi mata, sopir mobil itu menghindari kambing yang menyeberang jalan. Di daerah ini sering orang meninggal karena kecelakaan, kata seorang warga yang melihat kejadian. Semua jalan tidak memiliki pengaman di daerah ini. Akibatnya, kecelakaan makin sering terjadi akhir-akhir ini.

Dalam pertemuan internasional, Indonesia selalu terdepan dalam membahas pembangunan berkelanjutan (sustainable divelopment) dan mudah untuk meratifikasi aturan internasional untuk diterapkan di masyarakat. Tetapi dalam prakteknya, sebaliknya.

Faktanya, hampir di seluruh negeri, dampak pembangunan yang berkelanjutan adalah risiko negatifnya. Dalam hal pembangunan infrastruktur jalan umum yang berkelanjutan adalah kecelakaannya. Kecelakaan terjadi terus-menerus. Hampir tidak ada jalan umum yang memberikan kenyamanan.

Kecelakaan di jalan umum diakibatkan oleh pembangunan jalan yang persis sama fungsinya dengan ranjau. Seolah jalan umum itu menjadi ranjau yang siap menelan korban kapan saja. Bedanya, ranjau di jalan umum kelihatan sangat jelas di siang hari dan gelap di malam hari.

Jalan umum seperti jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan dusun kita kini terbuat dari beton yang tingginya bervariasi dengan tanah di sekitarnya tanpa pengaman sedikit pun.

Dengan kata lain, jika ban kendaraan sedikit lari dari jalan beton langsung terjatuh, kemudian terjadilah kecelakaan yang menelan korban. Tidak ada jalan bagi pejalan kaki, sepeda, sepeda motor, gerobak, dan kendaraan kecil untuk kebutuhan masyarakat.

Di berbagai tempat, khususnya di Provinsi Banten, jalan-jalan umum itu terbuat dari beton yang kanan dan kiri jalan menganga ke tanah sebagai penampung beton. Jalan-jalan umum itu tanpa pengaman sedikit pun. Jarak jalan dengan rumah masyarakat ada yang kurang dari 1 meter.

Jika kendaraan mengalami kecelakaan maka yang kecelakaan tidak hanya pemilik kendaraan tetapi masyarakat pemilik rumah di pinggir jalan umum juga ikut celaka.

Jika mengamati jalan-jalan umum yang terbuat dari beton, tidak ada bedanya dengan ranjau yang menakutkan. Jalan umum kita tidak memiliki trotoar, saluran air jika hujan tiba, dan berbagai kebutuhan untuk fungsi penyelamatan pengguna jalan.

Hal ini diperparah dengan perilaku berkendara masyarakat kita. Masayarakat pengguna jalan menggunakan jalan sesuai seleranya. Seringkali kecelakaan pengguna sepeda motor masuk ke jalan raya tanpa melirik ke kiri dan kanan. Mereka asal masuk ke jalan raya, akibatnya terjadi kecelakaan.

Di Selangor Malaysia, hampir 30 % dari lebar jalan adalah trotoar yang di bawah trotoar adalah gorong-gorong yang berfungsi untuk menghindari banjir. Dengan demikian pejalan kaki, sepeda motor, gerobak dan pengguna jalan di luar mobil nyaman. Saluran airnya jelas arahnya. Sepanjang perjalanan, masyarakat pengguna merasa nyaman.

Jalan umum menjadi ranjau bagi pengguna jalan disebabkan oleh: pertama, perencanaan jalan tidak memperhitungkan dampak negatif. Padahal, UU Nomor 32 tahun 2009 mewajibkan membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS inilah yang mendokumentasikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Faktanya, perencanaan terjadi karena jumlah dana yang tersedia. Pembangunan fokus kepada dana yang tersedia bukan dalam rangka kebutuhan yang mendesak rakyat. Akibatnya, pembangunan jalan asal jadi. Risikonya kesalahan ini ditanggung masyarakat itu sendiri.

Kedua, pembangunan jalan tidak berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang di dalamnya tercantum Daya Dukung (DD) dan Daya Tampung Lingkungan. Jalan tanpa pengaman ditambah jumlah penduduk yang tidak terkendali memperparah jumlah kecelakaan.

Ketiga, perilaku berkendara sangat jauh dari etika berkendara.

Keempat, penggantian bahan jalan raya seperti penggantian aspal menjadi beton erat kaitannya dengan bisnis penguasa. Kemungkinan, pemilik perusahaan beton itu adalah penguasa atau keluarganya.

Faktor kepentingan bisnis ini penghalang inovasi untuk menjawab pembangunan infrastruktur berdasarkan kebutuhan masyarakat. Banyak masyarakat kita berkendara menurut selera sendiri. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya masyarakat kita memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) tanpa belajar. Masyarakat kita lebih senang prosedural dibandingkan keselamatan nyawanya.

Jalan umum yang sejatinya nyaman bagi pengguna jalan, justru berfungsi sebagai ranjau yang sempurna untuk menelan korban. Pemerintah seolah kehilangan akal sehat dalam membangun infrastruktur jalan umum. Pemerintah yang kehilangan akal sehat ditambah lagi dengan perilaku berkendara, ditambah pula kesenangan masyarakat membuat ‘polisi tidur’ tanpa aturan yang acapkali menimbulkan kecelakaan, ikut menyempurnakan jalan umum sebagai ranjau.

Masyarakat secara bebas dan tidak ada pilihan untuk tidak membuat polisi tidur untuk mengendalikan pengendara dari kecepatan tinggi. Risikonya, pemilik kendaraan yang sering mengalami kecelakaan.

Di Tangerang Selatan, ada pelebaran jalan. Jalan yang dulunya satu arah kini dua arah. Kini jalan mulus tanpa macet. Tetapi, hal yang mengagetkan adalah di tengah jalan yang kini mulus itu ada tiang listrik berjejer.

Bagaimana mungkin tiang listrik ada persis di tengah jalan raya? Ini aneh tapi nyata. Dalam konteks jalan raya di Tangerang Selatan ini, tepat disebut ranjau yang siap menelan korban. Cepat atau lambat, kita hanya menunggu waktu melihat dan mendengar korban tiang listrik di Tangerang Selatan.

Pemerintahan Jokowi yang dikenal berpihak kepada keadilan, sejatinya mengevaluasi kembali jalan-jalan umum yang selama ini berfungsi sebagai ranjau. Komitmen kita dengan PBB untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan harus konsisten. Pertumbuhan ekonomi tidak ada maknanya jika masyarakat tidak nyaman dalam perjalanan. Semua keluarga dalam keprihatinan tiap hari jika jalan umum berfungsi sebagai ranjau. Negara harus melindungi rakyat dari ranjau jalan raya. Rakyat berhak mendapat kenyamanan di jalan raya.

Gurgur Manurung

Penulis adalah praktisi lingkungan hidup. Alumnus Pascasarjana bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB. Peneliti di Institut For Indonesia Local Policy Studies, Banten.

Foto: tashaat/pixabay

 

Tips Masuk Prasekolah/PAUD untuk Keluarga Muda

Memilih institusi pendidikan anak usia dini (PAUD) susah-susah gampang atau gampang-gampang susah. Mengapa? Bayangkan yang akan menghadapi lingkungan baru adalah anak Anda dan bukan Anda. Anak Anda akan menjadi seseorang yang belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, bertemu dengan hal-hal yang baru.

Di bawah ini ada tips yang bisa membantu anda sebagai orang tua memilih institusi PAUD dan mempersiapkan  anak senang datang ke PAUD.

1. Ajak anak ketika  melakukan survei  institusi PAUD , terutama sebelum mendaftar.

2. Tanyakan kurikulum yang digunakan sekolah tersebut. (Montesori, Highscope, Multy Inteligence/kepandaian jamak dan/ atau gabungan dari beberapa kurikulum)

3. Ajak anak untuk bermain di kelas yang akan sesuai umurnya pada saat itu. Lalu orang tua sebisa mungkin menanyakan dan melihat fasilitas yang disediakan beserta guru2nya. Kalau memungkinkan berbicara dengan guru kelasnya untuk mendapat kesan pertama. Keselamatan dan kebersihan sekolah sangat perlu di perhatikan

4. Lakukan Free Trial u. melihat reaksi anak , aktifitas, dan aksi guru. Catatan Free Trial tidak menjamin seorang anak akan suka /tidak suka datang ke kelas. Beberapa PAUD menyediakan CCTV, sehingga orang tua atau pengasuh anak bisa memantau anak dalam kelas.

5. Tanyakan anak mengenai perasaannya/ hal yang dilakukan di kelas. Tanyakan juga gurunya, sehingga bisa melakukan kesimpulan dan keputusan yang tepat.

6. Sebelum memulai hari pertama di PAUD, ciptakan percakapan bahwa ke sekolah itu menyenangkan, seperti di sekolah ada banyak hal yang menyenangkan, seperti bermain dengan teman, banyak teman, banyak mainan, dan kegiatan yang menyenangkan. Katakan segala hal yang membuat anak tertarik datang ke sekolah.

7. Kalau memungkinkan jangan paksa anak memakai baju seragam. Minta izin ke gurunya untuk memakai baju rumahan, agar ada kesan seperti di rumah.

8.  Kalau anak belum bisa menyesuailan dirinya dengan lingkungan yang baru dan itu ditunjukan dengan menangis, alangkah baiknya d temani oleh orang tua di dalam kelas, dan lihat kondisinya siap atau tidak siap dtinggal. Orang yang dikenal oleh anak bisa juga bisa menemaninya , kalau orang tuanya tidak bisa.

9. Perlu untuk orang tua menginformasikan yang penting diketahui oleh guru atau sekolah mengenai anak, seperti makanan, kebiasaan, kesehatan, karakter dll.

10. Ajak anak bercerita tentang aktifitas yang dilakukan pada hari itu. karena TK adalah Taman Kanak-kanak , taman bermain dan berteman banyak, maka tanyakan “Bermain apa hari ini? Bermain dengan siapa hari ini? Ibu Guru mengajak kamu main apa hari ini?” Setiap hari lakukan hingga anak ada mengalami rutinitas, dan akhirnya mau bercerita dengan sendirinya

Semoga berguna untuk keluarga muda dan sang anak senang terus datang ke sekolah.

Berbagi Tips Membangunkan Anak

Anak-anak sudah mulai sekolah. Mulai deh rutinitas harian orangtua saban pagi, yaitu membangunkan mereka untuk bersiap-siap berangkat sekolah.

Rutinitas ini ada yang mudah bagi sebagian orangtua, ada juga yang sulit. Tiap-tiap keluarga punya cara yang berbeda-beda untuk membangunkan putra-putrinya. Simak yuk cerita mereka:

Shanty Gloria
Tinggal di Jakarta, punya anak yang baru masuk SMA.

Saya membangunkan anak jam 05.00, tapi tak apa kalau kemudian dari tempat tidur dia pindah tidur sebentar di kursi, setelah itu dia saya suruh mandi. Setelah mandi, anak akan pakai baju sendiri, lalu sarapan. Kalau diantar dengan mobil, enggak apa-apa dia tidur sebentar di mobil kalau lalu lintas macet.

Samuel Lapudo’oh
Tinggal di Yogyakarta, ayah dari PJ yang duduk di kelas 8 Jogja Patriae Academy (semi home-school)

Saya tidak menyarankan anak dibangunkan terlalu pagi. Orangtua saja tidak suka, apalagi anak-anak kan? Biasanya sih anak bangun paling cepat jam 06.30. Sekolahnya sendiri dimulai jam 08.00. Karena tinggal di Yogyakarta, semua bisa dilakukan dalam range waktu 30 menit. Kecuali kalau musik mudik atau long weekend.

Sarwendah Palupi
Tinggal di Pekayon, Bekasi. Ibu dari Dani, kelas 4 di SDK Marsudirini.

Kalau sekolahnya menyenangkan, anak pasti mau bangun pagi. Seperti Toto Chan. Heheh

Rachel Rosalyn
Tinggal di Jakarta, ibu dari William Benjamin umur 2,5 tahun dan baru masuk PAUD.

Anakku tidak kukasih bobo siang biar tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi. Soalnya kalau dikasih bobo siang 2-3 jam, malamnya dia tidur terlalu larut, bisa sampai jam 01.00, atau bahkan pernah sampai jam 02.00. Jadi bangunnya malah kesiangan.

Linda Saerang
Tinggal di Bekasi, ibu dari Azarya yang duduk di kelas 3 SMP.

Anakku susah bangunnya terutama hari Senin karena hari Minggu biasanya full kegiatan, seperti ibadah dan main dengan teman-temannya di gereja. Jadi perlu tiga tahap. Dibangunkan, dia pindah ke sofa. Dibangunkan lagi, pindah ke kamarku. Akhirnya, diancam dengan kata-kata: “Jemputan datang, ditinggal ya!” baru benar-benar bangun.

Natalia Tobing
Tinggal di Jakarta, Guru TK Tutor Time Kebon Jeruk.

Pastikan anak tidur paling lambat jam 21.00 sehingga durasi tidurnya cukup. Jangan main game selama 5 hari kecuali Sabtu dan Minggu. Bisa bangunkan anak dimulai dengan mematikan AC dan lampu, buka jendela. Lakukan sambil memanggil nama anak untuk membangunkannya. Contoh: “Nuel, bangun yuk.” Berkali-kali sampai si anak bosan mendengarnya. Hehe

Seru ya berbagai pengalaman orangtua dalam membangunkan anak. Apa pengalamanmu?

 

Foto: condesign/pixabay

Simak Panduan MOS yang Benar, Kalau Aneh Laporkan!

Tradisi perploncoan apa pun alasannya harus dihentikan! Dalam hal ini, sepakat dengan sikap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang secara resmi melarang kegiatan perploncoan di acara Masa Orientasi Sekolah (MOS) pada awal tahun ajaran baru.

Perploncoan sangat dekat dengan bullying dan bullying jelas tak bisa dibiarkan terus berkembang dan berkelanjutan, terutama di dalam lembaga pendidikan.

Menteri Pendidikan Anies Baswedan mengatakan, kegiatan MOS sebaiknya benar-benar diisi dengan acara pengenalan kegiatan sekolah dan mendekatkan pihak sekolah dengan orangtua.

Itulah sebabnya, mulai tahun ajaran yang baru mendatang, OSIS tak diizinkan lagi jadi penyelenggara MOS. Ini termasuk larangan memakai atribut-atribut yang tak logis dan aneh-aneh di tubuh siswa baru.

Penyelenggaraan MOS jadi tanggung jawab guru. “Kalaupun ada murid yang diajak, harus diseleksi dengan ketat,” kata Pak Menteri.

Aturan dan tata cara MOS yang benar sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.

Berikut panduan MOS seperti diatur oleh Permendikbud itu:

Arti MOS:
Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama masuk Sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.

Tujuan MOS:
1. Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah.
2. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
3. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
4. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
5. Pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari pada minggu pertama awal tahun pelajaran.
6. Kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dilaksanakan hanya pada hari sekolah dan jam pelajaran.
7. Kepala sekolah bertanggung jawab penuh atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pengenalan lingkungan sekolah.
8. Perencanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah disampaikan oleh sekolah kepada orang tua/wali pada saat lapor diri sebagai siswa baru.
9. Pengenalan lingkungan sekolah wajib berisi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif, kreatif, dan menyenangkan.
10. Evaluasi atas pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah wajib disampaikan kepada orang tua/wali baik secara tertulis maupun melalui pertemuan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pengenalan lingkungan sekolah berakhir.

Kalau ada yang melanggar, sanksi berat sudah disiapkan Kemendikbud. Mulai dari teguran sampai pemberhentian dan penghentian bantuan pemerintah kepada sekolah.

Masyarakat bisa membantu pemerintah mengawasi praktek MOS dengan melaporkan pelanggaran yang terjadi ke:
Nomor telepon
– 0811976929
– 021-57903020 / 021-5703303
Atau ke alamat email: laporkekerasan@kemendikbud.go.id

 

DEDDY SINAGA

Foto: OpenClipart.Vectors/Pixabay