Tag Archives: Kiamat

(Lagi-Lagi) Meramal Kiamat dan (Lagi-Lagi) Ngapusiii

Berbagai pesan, broadcast, berita, meramaikan ramalan bahwa pada 23 September 2017 Bumi akan kiamat. Tapi apa yang terjadi? Sampai sekarang, Bumi masih baik-baik saja. Bukan kali ini saja begitu.

Saya ingat pada 2012, tepatnya Desember 2012, kehebohan yang sama pernah terjadi di seluruh dunia.

Menyikapi hal itu, di rapat redaksi Harian Detik (koran digital terbitan Detikcom, yang kini sudah almarhum), kami berdiskusi tentang cover edisi pagi 21 Desember 2012. Hari itu berita soal bakal kiamatnya Bumi pada 21 Desember 2012 sedang hangat-hangatnya.

Saya mengusulkan, cover edisi pagi besok diisi gambar Bumi saja dan caption: “Kalau Anda bisa baca koran ini, berarti Bumi belum kiamat.” Sah! Cover itu pun disetujui dan keesokan harinya, semua orang bisa membacanya. Sebab kiamat belum terjadi.

Sudah banyak kali manusia, entah itu yang menamakan dirinya cendekiawan, rohaniwan, yang mendapat pencerahan, meramal soal kiamat ini. Dan berkali-kali juga ramalan itu tak benar, mendekati pun tidak.

Teranyar, itulah ramalan kiamat pada 23 September 2017. Bahwa pada tanggal itu, Bumi akan bertabrakan dengan planet Niburu. Pernyataan itu diklaim berdasarkan fakta yang terukur di langit, biblikal, dan merupakan hitung-hitungan numerologi yang akurat.

Faktanya, Bumi tak juga kiamat. Planet Niburu disebut hanya isapan jempol belaka. NASA mengklaim, tak ada benda langit apapun yang mendekati Bumi, yang berpotensi menyebabkan tubrukan hebat.

Klaim Bumi akan kiamat pada 23 September ini disebarkan oleh David Meade, seseorang yang menjuluki dirinya sendiri “Spesialis riset dan investigasi”. Terkait tak kiamatnya Bumi, Meade hanya berkata: “Begitulah tepatnya yang saya duga.” Bah!

Sekarang Meade fokus pada penanggalan baru, 15 Oktober 2017. Dia mengklaim, hari itu Bumi akan memulai fase kehancurannya atau memulai masa yang disebut “Masa kesengsaraan tujuh tahun”. Pada saat itu, Bumi akan mengalami tujuh tahun terjadinya berbagai bencana yang mendatangkan malapetaka. Benarkah? Entahlah. Kita lihat saja nanti.

Tapi saya ingat perkataan dosen saya di STT Iman Jakarta, Graham Roberts, bahwa ada satu kata yang sangat penting dalam perjalanan iman, yaitu “misteri”. Saya sangat sependapat dengan itu.

Dalam konteks memahami Firman Tuhan, ada banyak misteri yang bahkan Tuhan Yesus Kristus sendiri bilang: “Hanya Bapa yang tahu”. Yup, contohnya ya soal kiamat tadi itu. Makanya, sudahlah!

Di Matius 24:36, Yesus berkata: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”

Petrus menulis di 2 Petrus 3:10, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”

Siapa yang bisa mengetahui kedatangan pencuri?

Hanya berjaga-jagalah yang bisa kita lakukan. Berjaga-jaga terhadap pencuri versi saya di rumah adalah memasang kunci pintu yang baik, tak lupa mengunci pagar, serta melepaskan anjing penjaga kami setiap malam. Gonggongannya adalah sebuah tanda yang harus saya cermati dan waspadai.

Begitupun dalam menanti-nantikan kedatangan Yesus yang kedua kali, kita diminta untuk berjaga-jaga. “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba,” kata Yesus di Markus 13:33.

Berjaga-jaga di sini adalah menjaga iman kita sampai akhir. Mungkin kita akan mati sebelum hari itu tiba, tak apa. Atau mungkin juga kita masih hidup saat Tuhan Yesus datang, haleluya!

Tapi kita akan dengan percaya diri menghadap Tuhan Yesus dan dia menyambut kita: “Marilah hai anakku yang setia, ambillah tempat yang telah Ku sediakan.” Ada amin?

 

===

Artikel ini dikutip dan diedit sedikit dari tulisan sendiri di blog: bangdeds.com.

Mengapa Tertipu Ajaran Sesat?

Lebih dari sepuluh tahun lalu saya ditelepon oleh sahabat istri saya, yang juga jadi sahabat saya tentunya, untuk mengajak saya bergabung dengan dia di Pondok Nabi di Bandung bersama kelompok pimpinan M. Sibuea.
Dia mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 10 November. Spontan saya jawab; “Lho? Yang saya tahu 10 November itu hari Pahlawan,” karena saya kira dia bercanda. Eeehhh ternyata serius. Dan ironisnya lagi dia sudah tinggal di situ bersama suami dan anak-anaknya. Rumah dan mobilnya sudah dijual, anak-anak keluar dari sekolah dan mereka pindah ke Pondok Nabi untuk menyambut hari kiamat itu.
Waduh… Saya dan istri sungguh kaget luar biasa. Mereka adalah sahabat sekaligus pernah bertetangga dengan istri saya. Penolakan saya membuat dia tak menelepon lagi. Saya coba dialog tapi tak direspon. Ternyata tidak sedikit mereka yang terseret oleh pengajaran M. Sibuea. Kisah akhir dari kelompok ini bisa kita lihat di google. Hal semacam ini juga pernah terjadi di Amerika.
Betapa mudah orang tertipu ajaran sesat dan tidak sehat. Dan selalu ada penyesat yang PAKAI ayat-ayat Kitab Suci, dan selalu ada pula pengikutnya yang tersesat dalam kemurnian dan kepolosannya, dan berani berkorban pula, baik harta bahkan nyawa.
Kepiawaian penyesat dan keluguan pengikut seperti api ketemu bensin. Nyamber dan membakar. Faktor utama terjadinya hal ini saya pikir bertolak dari pemberhalaan kitab suci. Kitab suci dan pengajarnya disetarakan dengan Tuhan. Mengapa?
Jika seseorang tidak menemukan Tuhan yang sesungguhnya, maka dia akan mempertuhankan sesuatu.
Betapa pentingnya kita waspada senantiasa sebagaimana nasehat Rasul Petrus kepada orang Kristen di perantauan. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” 2Pet. 3:17-18.
Alternatif dari pertumbuhan adalah kemunduran. Jika kita tidak lagi bertumbuh berarti berada dalam situasi kemunduran.
Apa yang dapat membuat kita bertumbuh? Tidak lain adalah firman Tuhan.
Paulus berpesan kepada Timotius, “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.  Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 2Tim 3: 14-17.
 Foto: Pixabay