Tag Archives: kesehatan

Yang Palsu Takkan Bertahan Lama

Saya sering naik kenderaan berbasis online ke kantor. Terkadang ada tipikal pengemudi yang membuat perjalanan terasa lebih menyenangkan. Kadang sebaliknya.

Hari ini saya dapat yang tipe yang pertama. Kebetulan pengemudinya seorang bapak pensiunan yang tetap mencari rejeki karena tidak mau merepotkan anak-anaknya, dan terlihat sangat menikmati pekerjaannya saat ini, karena menurut beliau itu membuat beliau banyak mendapat kenalan baru, teman berbincang dari segala kalangan dan membuat beliau tetap enerjik, sehat dan kreatif.

Dengan usianya sekarang, beliau bersyukur memorinya tetap terjaga dan malah makin terlatih, karena misalnya, beliau harus kreatif menghadapi jam macet, mencari jalan tikus, mencari strategi lain untuk mendapat penumpang, dan semua itu untuk satu tujuan, agar penumpang puas dengan pelayanan beliau.

Ternyata, kebetulan anaknya beliau bekerja di gedung kantor yang sama dengan saya, walau beda perusahaan. Kata si Bapak pengemudi, anaknya itu berniat bekerja setahun lagi untuk mengumpulkan uang ingin melanjutkan kuliah S2 ke Inggris, dan mengincar lowongan kerja di sebuah perusahaan berlabel internasional. Saya agak kaget dan kagum mendengar bahwa anaknya itu sudah punya visi dan target sejelas itu. Anaknya itu lulusan salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di negeri ini.

(Nantinya, setelah saya berbincang agak lama dengan bapak ini, dalam hati saya baru mengerti mengapa anaknya bisa secerdas dan sejelas itu visi dan target hidupnya. Dugaan saya, tentu hal itu menurun dari bapaknya ini.)

Lalu bapak itu bercerita bahwa selama beberapa tahun menjadi pengemudi kenderaan berbasis online, dari percakapan dengan penumpang, banyak kisah hidup orang yang membuatnya sedih sekaligus sadar bahwa kita harus banyak bersyukur pada Tuhan. Sering, katanya beliau, terutama di pagi hari, membawa penumpang pasien ke RS Fatmawati. Kebetulan rumah bapak itu di daerah Tangerang. Dan banyak di antara mereka yang sakitnya sudah parah.

Pagi ini beliau membawa pasien yang sudah pernah dioperasi kista di RS lain tapi gagal dan akhirnya dibawa lagi ke RS Fatmawati. Konon suami si penumpang itu tinggal kos karena bekerja di Tangerang, yang tadinya mereka tinggal di Bogor, dengan penghasilan pas-pasan. Karena kasihan dengan penumpang ini, bapak pengemudi yang berniat menolong (tapi tak berdaya banyak) hanya bisa memberikan diskon ongkos. Dari Tangerang ke Fatmawati, beserta tol, jumlahnya memang lumayan.

Bahkan bapak ini rela sekalipun tak dibayar.

Sungguh ketulusan yang mungkin sudah jarang ada di jaman sekarang.

Beberapa bulan lalu Bapak ini pernah membawa penumpang pasutri ke RS Fatmawati. Sang suami, pasien yang sudah agak parah penyakitnya, rutin kontrol ke sana. Lalu minggu lalu, beliau mendapat order dari orang yang sama, tapi kali ini hanya ada si ibu sebagai penumpang, karena rupanya bapak yang sudah sakit itu, sudah berpulang. Sedih mendengarnya.
Minggu lalu Bapak ini mendapat penumpang seorang pemuda yang juga akan berobat ke RS, dan sudah diberi selang dari tenggorokannya karena pola hidup yang kurang sehat, padahal masih bujangan dan usianya masih relatif muda. Pemuda ini suka mengonsumsi minuman instant tertentu.

Betapa mahalnya kesehatan.

Kami masih membahas segala macam. Tentang perusahaan tempat anaknya bekerja dan lowongan kerja saat ini, tentang kecelakaan pesawat dan para komentator negatif yang menjadikannya propaganda politik, tentang berbagai isu sosial, bahkan termasuk proyek Meikarta.

Yang paling saya suka adalah ketulusan dan semangat hidup bapak tua itu, juga rasa empatinya pada manusia di sekitarnya. Dia memang tak memiliki banyak uang tapi dia sungguh tinggi jiwa sosial dan kepedulian kepada sesama. Mungkin karena dia sudah mengerti bagaimana rasanya hidup berkekurangan, jadi dia lebih prihatin pada kondisi orang lain? Entahlah. Dia hanya sangat tulus. Tulus.

Kepekaan untuk membantu orang lain dengan tanpa pamrih, patut diacungi jempol, bukan seperti orang lain yang mungkin motivasinya supaya terkenal, mendapat sorotan atau dukungan publik, atau agenda tersembunyi lainnya. Mungkin seperti seseorang yang kita kenal, figur yang tak pernah hidup susah, tapi hanya demi pencitraan, sampai turun ke pasar dan berpura-pura mengerti hidup rakyat kecil, padahal ada agenda tersembunyi, untuk mendapat simpati masyarakat dalam kepentingan politik, demi meraih kekuasaan. Kontras sekali dengan bapak pengemudi tadi. Alih-alih tulus, hidupnya sungguh palsu.

Ketulusan, mungkin sudah jarang ada di jaman sekarang. Yang banyak terlihat adalah kepalsuan. Pertolongan yang palsu, dengan motivasi palsu.

Palsu.
Tapi, sudahlah.

Yang pasti, yang palsu takkan pernah bertahan lama.

Kita tunggu saja.

9 Langkah Orang Tua agar Anak Tidak “Ndut”

Punya anak yang “ndut” alias gendut memang lucu dan menggemaskan. Anak-anak seperti ini sering menjadi “pemecah kebekuan” saat mereka bertingkah. Namun, kita sama-sama telah mengetahui, bahaya kesehatan mengintai di balik obesitas anak.

Obesitas pada anak berisiko berlanjut hingga usia dewasa, dan merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, dan kanker, demikian penjelasan dari Direktur P2PTM, Kemenkes dr. Lily S. Sulistyowati, MM.

Nah loh, masakan kita mau anak kita terkena gejala diabetes di usianya yang masih kecil. Nih, secara data kita bisa lihat. Jumlah anak yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) semakin meningkat.

Data menyebutkan pada tahun 2014, terdapat sebanyak 41 juta anak obesitas.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, ada sebanyak 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 10,8% menderita obesitas. Riskesdas 2013 juga menyatakan prevalensi obesitas pada anak yang disertai dengan komorbiditas erat kaitannya dengan kejadian obesitas pada orang tua.

Ini dia penyebabnya anak kita bisa berlebih berat badan, seperti kebiasaan mengonsumsi jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak dan gula, kurang serat), jadwal makan tidak teratur, tidak sarapan, kebiasaan mengemil, serta teknik pengolahan makanan (banyak menggunakan minyak, gula, dan santan kental).

Memang sih, obesitas anak bukan melulu masalah pola makan. Ada juga beberapa faktor lain, seperti faktor genetik, yaitu adanya riwayat obesitas pada anggota keluarga yang kemungkinan diwariskan kepada keturunan.

Faktor lainnya adalah konsumsi obatan-obatan tertentu dan faktor usia. Ketika usia bertambah, maka sistem metabolisme akan menurun sehingga menyebabkan lemak lebih cepat tersimpan di dalam tubuh.

Nah, masih menurut dr Lily, ada sembilan hal yang bisa dibuat oleh orangtua untuk mencegah anak dari obesitas.

1. Tidak makan sambil menonton
Paling enak memang makan sambil nonton film bareng anak, namun karena keasyikan menonton orang tua dan anak bisa enggak kontrol sudah berapa banyak makanan masuk ke mulut.

2. Batasi penggunaan gadget
Banyak orang tua malah yang buru-buru memberi gadget biar anak diam. Akibatnya, anak jadi mager alias malas gerak. Kalau sudah begitu ya menumpuklah kalori tidak terpakai di badan.

3. Perbanyak aktivitas di luar ruangan
Banyak aktif di luar ruang artinya juga banyak gerak. Banyak gerak pastilah membuat banyak lemak tubuh terbakar.

4. Biasakan makan dengan keluarga
Menarik sekali anjuran ini. Ya makan bersama keluarga dengan suasana kebersamaan akan membuat nafsu makan terkontrol, karena kalau anak rakus, pasti anggota keluarga akan mengingatkan.

5. Biasakan sarapan sehat, membawa bekal makanan sehat dan air putih dari rumah
Sarapan sehat menentukan kesegaran dalam bergerak dan beraktivitas. Kita sama-sama tahu makanan jajanan di sekolah sering kali mengandung banyak vetsin atau unsur-unsur nggak sehat yang bisa merusak keseimbangan berat tubuh.

6. Batasi konsumsi makanan siap saji
Makanan siap saji diolah dengan tinggi lemak. Makanan seperti ini memiliki asupan energi berlebih karena tinggi lemak dan gula, tetapi kurang serat.

7. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
Buah dan sayur kaya akan serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Buah dan sayur antara lain mengandung vitamin seperti A, C, dan E yang baik untuk kesehatan mata dan kulit, serta menjaga daya tahan tubuh.

8. Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
Sebenarnya, tak ada orang tua yang menginginkan anaknya merokok, namun ego orang tua terkadang tetap saja ngotot merokok di depan anak, ditambah lagi minuman beralkohol. Asap rokok jelas merusak tubuh si kecil saat terhisap oleh mereka.

9. Hindari konsumsi minuman ringan dan bersoda
Minuman seperti ini penuh dengan pemanis buatan. American Journal of Clinical Nutrition telah melakukan penelitian, dalam satu kaleng soft drink terdapat 12 sendok teh gula. Kadar gula tinggi yang masuk ke dalam tubuh bisa meningkatkan risiko obesitas.

Waspadalah! 6 Camilan Ini Ternyata Tinggi Kolesterol

Duduk-duduk ngerumpi bersama kawan sambil makan camilan plus kopi hangat di sudut sebuah kafe, tentu sangat menyenangkan. Atau buat yang gemar nonton bola, setoples kue kering renyah bakalan bikin nonton tambah seru.

Sayangnya, kamu mesti waspada. Beberapa camilan ternyata tinggi kolesterol.

Ciri-ciri kolesterol tinggi yang kamu bisa rasakan seperti pusing pada bagian belakang kepala, pegal pada tengkuk dan pundak, atau bahkan nyeri pada dada bagian kiri seperti tertusuk. Kamu mesti kenali gejalanya.

Ini tentu penting, karena kadar kolesterol tinggi memicu serangan jantung dan stroke. Dua hal ini menduduki dua peringkat teratas penyebab kematian di dunia.

Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013, stroke dan penyakit jantung juga menduduki peringkat teratas penyebab kematian di Indonesia.

Catatan dari Kalbe Nutritionals bisa jadi peringatan buat kita semua. Menurut riset perusahaan kesehatan ini, stroke dan penyakit jantung memiliki keunikan karena faktor risikonya sama. Orang dengan kadar kolesterol tinggi, berisiko hingga 2 kali lipat menderita penyakit jantung dibandingkan orang dengan kadar kolesterol normal.

Sementara itu, proporsi rata-rata masyarakat Indonesia dengan kadar kolesterol total diatas nilai normal adalah 35% atau berarti secara statistik 1 dari 3 orang. Proporsi masyarakat dengan LDL (kolesterol jahat) diatas nilai optimal mencapai 76,2% (dengan proporsi kategori LDL tinggi atau sangat tinggi 15,9%).

“Kolesterol jahat merupakan bagian penting dalam mekanisme terbentuknya plakaterosklerosis yang menyebabkan penyempitan dalam pembuluh darah jantung. Salah satu penyebab kandungan kolesterol jahat tinggi adalah konsumsi makan yang kurang sehat secara berlebih,” kata Dr. Vito A. Damay, Sp.JP, M.Kes, FIHA, FICA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Klikdokter.com.

Nah, ini dia camilan yang ternyata tinggi kadar kolesterolnya.

Gorengan
Beberapa kafe gaul banyak menyediakan menu pisang goreng atau tahu goreng. Endapan akibat minyak jenuh gorengan dapat memicu penyumbatan pembuluh darah.

 

Makanan Bersantan
Ngemil minum cendol, segar pasti. Masalahnya, santan yang dituang di atas cendol ini yang bahaya. Kadar minyak jenuh tinggi pada santan dapat meningkatkan kadar kolesterol.

 

Aneka Kerupuk
Kerupuk memang hiasan sempurna dari menu utama seperti nasi goreng atau gado-gado. Namun, kadar lemak kerupuk yang digoreng meningkat 20-30 kali, menyebabkan meningkatnya kadar lemak jahat dalam tubuh.

 

Es Krim
Sajian es krim sekarang emang makin cantik-cantik bentuknya. Menggiurkan. Asal tahu saja. es krim memiliki kadar lemak yang sangat tinggi karena terbuat dari krim susu sapi.

 

Telur Puyuh
Nah ini bagi yang demen nongkrong di tukang bubur, atau duduk-duduk lesehan sambil menikmati menu angkringan. Satu butir telur puyuh mengandung 3.640mg kolesterol, setara dengan 3x kebutuhan kolesterol harian manusia

 

Aneka Kue Kering
Ngopi sambil “nyambi” makan kue kering, pas banget. Kue kering mengandung mentega, krim, susu dan keju yang mengandung lemak jenuh dan meningkatkan kadar lemak jahat di tubuh.