Tag Archives: Firman Tuhan

Berpegang pada Kebenaran

Bagaimana cara TUHAN mendidik kita dalam kebenaran? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan Firman-Nya, sebagai sumber kebenaran yang hakiki dalam iman Kristen.

Saya teringat Mazmur 119 yang secara garis besar termasuk ke dalam Mazmur-mazmur yang merenungkan cara-cara TUHAN dalam mendidik kita mengenai kebenaran. Mazmur 119 diawali dengan perkataan yang penting: Berbahagialah!

Berbahagia kenapa? Siapa orang yang akan berbahagia?

Pada ayat 1 dikatakan: berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.

Jadi dari mana dasar kebahagiaan sejati kita, tidak lain dan tidak bukan, dari Firman TUHAN. Kebahagiaan sejati akan kita nikmati ketika kita hidup dalam kebenaran.

Banyak orang yang mulai mempertanyakan kebenaran Firman TUHAN dan mengujinya dengan sains dan bahkan membandingkannya dengan kitab agama lain.

Tapi kita diajar bahwa Firman TUHAN tidak diwahyukan sebagai penguji ilmu pengetahuan, walaupun di dalamnya banyak kebenaran tentang sains.

Firman TUHAN diwahyukan untuk menuntun anak-anak Adam kembali ke Taman EDEN! Sebab sebagai orang percaya, kita diberikan kehidupan atau diciptakan semata-mata untuk berpegang pada Ketetapan TUHAN. Ya, kalau tidak berpegang pada ketetapan TUHAN, ya sebenarnya kita sama saja dengan mati!

Seperti yang disebutkan di Mazmur 119:5 “Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!” Hakikat kita adalah mendengarkan TUHAN dan berpegang pada ketetapan-Nya, tidak yang lain.

Dan akhirnya, dengan berpegang kepada Firman Tuhan kita tidak akan dipermalukan! Mazmur 119:6 berkata: “Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.”

Dalam perspektif lain kita bisa membaca di Yeremia 6:15: “Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung jatuh pada waktu Aku menghukum mereka, Firman TUHAN.”

Dengan kata lain, mereka yang tidak bergaul dengan Firman TUHAN, di mana lagi mereka berada? Kecuali melakukan berbagai kejijikan dan akhirnya akan terjatuh dan dihukum TUHAN? Semoga tidak di antara kita yang berada dalam barisan orang-orang ini.

Mengapa Tertipu Ajaran Sesat?

Lebih dari sepuluh tahun lalu saya ditelepon oleh sahabat istri saya, yang juga jadi sahabat saya tentunya, untuk mengajak saya bergabung dengan dia di Pondok Nabi di Bandung bersama kelompok pimpinan M. Sibuea.
Dia mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 10 November. Spontan saya jawab; “Lho? Yang saya tahu 10 November itu hari Pahlawan,” karena saya kira dia bercanda. Eeehhh ternyata serius. Dan ironisnya lagi dia sudah tinggal di situ bersama suami dan anak-anaknya. Rumah dan mobilnya sudah dijual, anak-anak keluar dari sekolah dan mereka pindah ke Pondok Nabi untuk menyambut hari kiamat itu.
Waduh… Saya dan istri sungguh kaget luar biasa. Mereka adalah sahabat sekaligus pernah bertetangga dengan istri saya. Penolakan saya membuat dia tak menelepon lagi. Saya coba dialog tapi tak direspon. Ternyata tidak sedikit mereka yang terseret oleh pengajaran M. Sibuea. Kisah akhir dari kelompok ini bisa kita lihat di google. Hal semacam ini juga pernah terjadi di Amerika.
Betapa mudah orang tertipu ajaran sesat dan tidak sehat. Dan selalu ada penyesat yang PAKAI ayat-ayat Kitab Suci, dan selalu ada pula pengikutnya yang tersesat dalam kemurnian dan kepolosannya, dan berani berkorban pula, baik harta bahkan nyawa.
Kepiawaian penyesat dan keluguan pengikut seperti api ketemu bensin. Nyamber dan membakar. Faktor utama terjadinya hal ini saya pikir bertolak dari pemberhalaan kitab suci. Kitab suci dan pengajarnya disetarakan dengan Tuhan. Mengapa?
Jika seseorang tidak menemukan Tuhan yang sesungguhnya, maka dia akan mempertuhankan sesuatu.
Betapa pentingnya kita waspada senantiasa sebagaimana nasehat Rasul Petrus kepada orang Kristen di perantauan. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” 2Pet. 3:17-18.
Alternatif dari pertumbuhan adalah kemunduran. Jika kita tidak lagi bertumbuh berarti berada dalam situasi kemunduran.
Apa yang dapat membuat kita bertumbuh? Tidak lain adalah firman Tuhan.
Paulus berpesan kepada Timotius, “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.  Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 2Tim 3: 14-17.
 Foto: Pixabay