Parade Kebangsaan Mahasiswa Kristen di Jawa Timur

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) hari-hari ini sedang menggelar Parade Kebangsaan, yaitu kunjungan kasih dan silaturahmi ke beberapa pesantren, kampus, dan gereja di Jawa Timur. Selain itu, mereka juga melakukan studi wilayah tentang gerakan radikalisme.

Kunjungan pertama dilakukan di Pondok Pesantren Ngalah, Pasuruan, Jawa Timur, pada Senin, 2 Oktober 2017, GMKI diterima langsung oleh Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Ngalah, KH. M. Sholeh Bahruddin. Turut hadir Pengurus dari organisasi Kelompok Cipayung, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pasuruan Komisariat Ngalah, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

KH. M. Sholeh Bahruddin, salah satu tokoh penggerak perdamaian di Jawa Timur, menekankan bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah jati diri dan harga diri bangsa Indonesia. Sehingga perjuangan untuk merawat dan menjunjung semboyan ini tidak akan mengenal kata henti.

“Relasi sesama manusia harus dialaskan pada ‘lemek’ cinta dan kasih sayang. Tidak ada gunanya hidup jikalau tidak mengabdi untuk perwujudan perdamaian,” kata ulama yang penuh dengan kesahajaan dan kesederhanaan ini.

Selain berdialog, para mahasiswa diajak berkeliling untuk mengamati kehidupan di dalam pondok pesantren yang mengangkat jargon pluralisme dan inklusivitas ini. Rombongan menikmati keramahan dalam interaksi yang ditunjukkan oleh seluruh warga pesantren.

Koordinator Wilayah Jawa Timur, Bali, dan NTB, GMKI, Arnold L. Panjaitan mengatakan Parade Kebangsaan adalah usaha untuk menerobos sekat di dalam keberagaman agama di Indonesia. Generasi muda saat ini harus selalu mengupayakan keterbukaan serta keharmonisan antar umat beragama. Ini akan mempermudah gerak langkah bersama dalam menghindari cengkraman radikalisme, fundamentalisme dan intoleransi.

“GMKI sangat terinspirasi dengan kehidupan Pesantren yang damai, egaliter dan harmonis. GMKI berterima kasih banyak kepada pihak Pesantren Ngalah, Pasuruan. Semoga semakin banyak santri-santri hebat yang siap untuk berkarya memajukan Indonesia lahir dari Pesantren ini,” ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Sahat Martin Philip Sinurat menyampaikan belakangan ini ada indikasi meningkatnya fundamentalisme dan radikalisme di tengah pemuda Indonesia. Padahal generasi muda seharusnya menjadi pihak yang paling kritis dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi hoaks ataupun isu SARA.

“Adanya keberagaman di antara masyarakat kita sebenarnya telah membentuk kita menjadi bangsa yang toleran, guyub, damai, dan saling membantu (gotong-royong). Melalui silaturahmi dan saling bertukar pikiran, kita berupaya merawat karakter khas bangsa Indonesia ini agar tidak terkikis oleh bahaya apatisme dan radikalisme,” ujar Sahat.

Kegiatan Parade Kebangsaan ini digelar sampai 6 Oktober mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *