Film “Bumblebee,” Baja Berhati Manusia

Sesungguhnya, dibanding film-film fiksi lainnya, minat saya lebih sedikit pada film ‘robot’ ini. Saya lebih suka jenis Avengers, atau semacam X-Men. Tapi kali ini, saya merasa tidak rugi menonton film ini.

Konon, Bumblebee adalah autobot kuning muda bernama B-127. Dia, adalah mobil beetle rongsokan yang berhasil dihidupkan oleh Charlie, seorang remaja yang telah kehilangan ayahnya, dan mengalami kesulitan komunikasi dengan ibunya, selayaknya remaja seusianya.

Dari beberapa seri film Transformers, apa yang berbeda dalam film ini adalah, minimnya adegan yang mengeksploitasi seksualitas. Tak ada adegan ciuman dan sejenisnya. Itu sebabnya aman untuk remaja. Karakter Charlie juga lebih membumi, anak remaja yang galau, punya mimpi dan kadang frustasi dengan hidupnya. Film ini memiliki kedalaman dari segi mengolah sisi emosional dan kemanusiaan. Saya sendiri ikut terbawa sedih dan terharu, juga sesekali tertawa selama menonton film ini. Bumblebee juga tampak lovable dan layak untuk dijadikan sahabat.

Film ini mengingatkan saya akan masa kecil, sebab dikemas serba eighties, termasuk musiknya. Saya tertawa melihat di film ini masih pakai kaset untuk memutar lagu. Lagu lama yang diputar adalah lagu-lagu favorit kakak-kakak saya waktu saya masih kecil. Contohnya, Unchained Melody, lagu waktu saya SD, dan ikut-ikutan model rambut cepak Demi Moore. Lalu lagu Never Gonna Give You Up milik Rick Astley, adalah lagu favorit kakak saya ketika kasmaran kala itu. Kemudian lagu A-HA, Take On Me, membuat saya ingin ikut bergoyang. Hahaha.

Ada beberapa kalimat yang berkesan bagi saya setelah menonton film ini, dan masih terngiang-ngiang hingga kini.
Ketika Charlie mencoba menstarter mobil beetle rongsokan yang diperbaikinya, dia memohon-mohon:
Please, God, please, please…”
Dan ketika ternyata mobil itu berhasil dinyalakan, Charlie menjerit senang:
Oh, God, thank you, thank you, I love You so much!”

Ketika kita merasa ‘desperate’, terpuruk tanpa harapan, dan kita memohon pertolongan pada Tuhan, alangka indahnya ketika doa kita terkabul. Ungkapan syukur pun akan melimpah. Mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini.

Quote yang berkesan dalam film ini adalah ucapan teman baru sekaligus tetangga Charlie, Memo. Ketika Charlie merasa hidupnya sangat kacau dan suram, Memo bilang: The darkest night produces the brightest stars.”

Memang, dalam keadaan paling suram sekalipun, kita bisa bangkit dan bisa saja kita malah tampil cemerlang. Kesulitan menempa manusia-manusia yang tahan uji dan bermental baja.

Bagi saya orangtua yang punya anak remaja, film ini memberi pesan moral untuk lebih peka dan memahami dunia anak remaja yang kompleks.

Bagian lain yang paling menarik bagi saya adalah ketika Bumblebee sedang bertarung dengan Decepticons (musuh Autobots), dan Bumblebee menarik Decepticon ke bawah air dengan posisi yang mengkondisikan resiko bahaya fatal untuk keduanya, si Decepticon berkata: Kau membahayakan kita berdua.

Dalam adegan ini saya melihat kekuatan kasih dan pengorbanan dalam hubungannya dengan Charlie.

Seorang sahabat rela memberi diri, bahkan rela mati untuk sahabatnya.

Bumblebee, sang ‘robot’, rela membahayakan diri untuk keselamatan sahabat manusianya, Charlie. Bagi saya, ini ibarat perumpamaan yang terbalik. Bumblebee bagaikan robot Baja berhati manusia, dan Charlie, manusia berhati baja. Mereka adalah pasangan sahabat yang klop.

Memang film ini hanyalah fiksi, tapi ada banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari sebuah film, yang bisa mengubah pola pikir dan jalan hidup kita.

Salah satu film yang berkesan bagi saya tahun 2018 ini adalah film ini, dan berharap tahun depan dan tahun-tahun mendatang akan lebih banyak film yang inspiratif yang akan mengubah pola pikir penonton ke arah yang lebih baik, membuat dunia kita menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.

Semoga kita semua juga lebih baik di tahun baru nanti. Selamat menjelang tahun baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *